Tab view

  • Tab Satu Gan
  • Tab Dua Gan
  • Tab Tiga Gan
Taruhlah kode HTML/Javascript anda di Tab Satu
Taruhlah kode HTML/Javascript anda di Tab Dua
Taruhlah kode HTML/Javascript anda di Tab Tiga

Pages

Senin, 19 Mei 2014

Materi

Materi Kelas Bahasa Inggris Kelas XI SMK


Affective Domain
Pengertian Ranah Penilaian Afektif - Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

(1) receiving
(2) responding
(3) valuing
(4) organization
(5) characterization by evalue or calue complex
1. Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan)
Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.


2. Responding (= menanggapi) 
Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.


3. Valuing (menilai=menghargai)
Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,  yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.


4. Organization (=mengatur atau mengorganisasikan)
Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai  lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.


 5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan.

Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut:

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon,  Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif  seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksiberkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap   selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.

Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju. 

Question tag
Question Tag adalah pertanyaan pendek yang ada di akhir kalimat. Dalam bahasa Indonesia, mungkin kita sering mendengar orang berkata, kamu terlambat, kan?. Nah kata "kan?" di sini disebut dengan question tag dalam bahasa Inggris.
Pada topic ini kita akan membahas tentang:
Positive Statement
Negative Statement
Imperative Statement
1. Positive StatementRumus:
(+) statement, (-) tag?
a. Dengan Kata Bantu (Auxiliary)
Contoh:
You are the new secretary, aren't you? (bukan are not you?)
George can swim well, can't he?
I am going to go to the cinema with you, aren't I? (bukan amn't I)
Susie has phoned you, hasn't she?
Catatan penting:
Jika kita dapat melihat adanya kata Bantu (is, am, are, was, were, do, does, did, has, have, had, will, would, can, could, shall, should, may, might, atau must), maka gunakan saja kata Bantu tersebut sebagai tagnya.
Tag negative harus dibentuk dengan singkatan. Pengguaan not yang terpisah dari kata bantunya tidak umum dalam Question tag.
Jika subjek kalimatnya I, dan kata bantunya am, maka tagnya adalah aren't I?bukan "amn't I" sebab penyingkatan ini tidak standard dalam bahasa Inggris.
Berhati-hatilah dengan penyingkatan kata Bantu. Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut ini:
She's afraid to stay alone, isn't she?
She's called the police, hasn't she?
Pada kalimat pertama, she's = she is, sebab diikuti oleh kata sifat, sedangkan pada kalimat kedua she's = she has, sebab diikuti oleh kata kerja bentuk ke-3 (Present Perfect Tense)
b. Tanpa Kata Bantu (Auxiliary)
Contoh:
They invited you to their party, didn't they?
She read the novel, didn't she?
She reads the novel, doesn't she?
Somebody knocked at the door, didn't they?
You think I will be fired, don't you?
I believe you will pass the exam, won't you?
Catatan penting:
Jika tidak ada auxiliary (kata Bantu) di dalam kalimat statement-nya, maka gunakan do, does, atau did, tergantung dari tenses-nya.
Berhati-hati dengan kata kerja Irregular Verbs, terutama yang memiliki bentuk yang sama seperti contoh kalimat no. 2 dan 3 di atas.
Somebody/someone, anybody/anyone, everybody/everyone, these/those dianggap menjadi "they" dalam tagnya.
Something, anything, everything, this/that dianggap menjadi "it" dalam tagnya.
Jika statement-nya terdiri dari induk dan anak kalimat, maka tag-nya diambil dari induk kalimatnya (contoh kalimat ke-5), kecuali jika induk kalimatnya dimulai dengan I, maka tag-nya diambil dari anak kalimatnya (contoh kalimat ke-6). Hal ini sangat masuk akal kita, kan tidak lucu kalau kita bertanya pada diri kita sendiri. (Saya percaya kamu akan lulus ujian, ya kan? - tetapi ya kan-nya ditujukan pada diri sendiri)
2. Negative Statement
Negative statement jauh lebih mudah dibandingkan dengan positive statement karena kita sudah melihat adanya kata Bantu di dalam statement-nya. Kita tinggal memindahkan kata Bantu tersebut ke dalam tagnya.
Negative statement biasanya sering dipakai untuk meminta tolong atau meminta informasi tentang sesuatu/seseorang.
Rumus:
(-) Statement, (+) tag
Contoh:
There isn't any news, is there?
My parents won't go to Bali with you, will they?
Nobody wants to go with you, do they?
Everybody does not bring their homework, do they?
You never come to her dormitory, do you?
Catatan penting:
Nobody, nothing dianggap negative
Nobody dianggap menjadi they dalam tagnya dan nothing dianggap menjadi itdalam tagnya.
Hati-hati jangan sampai terlena dengan kata Bantu yang nampak dalam statement-nya. Perhatikan contoh kalimat no. 3 dan 4. Kata kerjanya seolah-olah adalah tunggal dan seharusnya menggunakan does, namun mengapa tag-nya menggunakan do? Sebab nobody dan everybody dianggap they dalam tag-nya.
Never, seldom, barely, little, few, dll dianggap negative (contoh kalimat no. 5)
Namun ingat, a few, dan a little  dianggap positive.
3. Imperative Statement
Imperative statement biasanya digunakan untuk meminta dan menyuruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu.  Ada juga yang berfungsi untuk melarang dan mengajak orang lain.
Tag yang digunakan adalah:
Will you, won't you, would you, could you, can you, dll yang sejenis. Penggunaannya tergantung dari situasi kalimatnya dan tingkat kesopanan statement yang disampaikan. Misalnya kalau meminta orang lain untuk mengerjakan sesuatu, lebih baik gunakan would you atau sejenisnya, dan menyuruh seseorang dengan nada marah, maka can you akan lebih cocok digunakan daripada would you.
Sedangkan untuk let's, tag yang digunakan adalah shall we?
Contoh:
Sit down, would you?
Let's do it again, shall we?
Don't disturb me, can't you?
Catatan penting:
Penggunaan tag di atas sama penggunaanya dan dapat digantikan dengan please.
Contoh:
Sit down, please?
Let's do it again, please?
Don't disturb me, please?
4. Ellipsis Question Tag
Berhati-hatilah dengan penggunaan Question tag, khususnya jika kita tidak dapat melihat adanya subjek kalimat dalam statement-nya. Untuk itu, kita perlu memahami dan mencermati bahwa subjek kalimat statement-nya sebenarnya ada, namun hilang (ellipsis). Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut ini:
Nice day, isn't it?
Difficult, aren't they?
Talking about me, aren't you?
Fine, aren't you?

Interrogative Sentences
Interrogative Sentence (question) adalah sentence type (tipe kalimat) yang digunakan untuk membuat pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan antara lain:
§  yes-no question (meminta respon “ya” atau “tidak”)
§  wh- question (menanyakan informasi)
§  question tag (meminta persetujuan)
Interrogative sentence diakhiri oleh tanda baca question mark(tanda tanya).
Cara Membentuk dan Contoh Interrogative SentenceBerikut cara membentuk dan beberapa contoh interrogative sentence.

Interrogative Sentence
Keterangan
Contoh Interrogative Sentence
Yes-No question dibentuk dengan menukar posisi subject danauxiliary (will, may, should, dll) / linking verb “be” (is, am, are, dll). Namun jika hanya ada main verb (contoh: play, read, run), awal kalimat ditambahkan do/does/did.
Should Caca see the dentist as soon as possible?
(Haruskah Caca ke dokter segera?)
Do you love me?
(Kamu mencintaiku?)
Wh- question diawali dengan wh- word:what, where, when, why, which, who, whom, whose, atau how. Tipe pertanyaan ini untuk menanyakan informasi berupa waktu, tempat, orang, benda, hal, alasan, atau cara. Lihat cara pembentukan wh- question.
Who used my computer?
(Siapa yang menggunakan komputerku?)
What can we do during the hurricane?
(Apa yang bisa kita lakukan selama badai?)
Question tag merupakan pertanyaan pendek berupa linking verb “be”/auxiliary +/- not + pronoun yang ditambahkan di akhir kalimat. Antara question tag dengan kalimat dipisahkan oleh tanda baca comma (koma).
She loves swimming, doesn’t she?
(Dia suka berenang kan?)
You didn’t abuse drugs, did you?
(Kamu tidak menyalahgunakan obat-obatan kan?)

Expressing Preference


Preferences (pilihan/ preferensi) dapat digunakan ketika seseorang akan memberikan suatu saran, menawarkan sesuatu atau meminta pendapat orang lain tentang apa yang harus (lebih baik) dilakukan. Terkadang orang meminta pendapat kepada anda dan anda dapat memberikan atau mengutarakan pilihan anda. Sementara disisi lain terkadang menawarkan sesuatu kepada anda dan anda harus mengutarakan pilihan anda dengan sopan jika anda tidak ingin melakukan sesuatu yang sudah ditawarkan, atau mungkin lebih memilih untuk melakukan sesuatu lainnya.
Contoh Kalimat Preferences
A: Would you like to go to the cinema tonight?B: I would rather go shopping.
A: Maukah kamu pergi ke bioskop malam ini?B: Saya lebih suka pergi belanja.
A: Would you like to have some Japanese food?B: I would prefer eating Chinese. What do you think?
A: Maukah kamu makan makanan Jepang?B: Saya lebih suka makan makanan Cina. Bagaimana menurut kamu?
A: What are we going to do today? The weather is good.B: I think we should go to the beach.    Why don’t we go to the beach?    Let’s go to the beach.    How about going to the beach?
A: Apa yang akan kita lakukan hari ini? Cuacanya bagus.B: Saya rasa kita seharusnya pergi ke pantai.     Kenapa kita tidak pergi ke pantai saja.     Mari kita pergi ke pantai.     Bagaimana jika pergi ke pantai.
Rumus, Macam-macam dan Contoh Preferences 

Preferences
Rumus
Contoh Kalimat
Prefer
Prefer + to infinitive
They prefer to stay athome.
(Dia lebih suka tinggal di rumah)
Prefer + nouns + to + nouns
My mother prefers apple tolemon juice.
(Ibu saya lebih suka jus apeldaripada jus lemon)
Prefer + Verb -ing + to + Verb -ing
She prefers swimming to dancing.
(Dia lebih suka berenang daripada berdansa)
Would rather
Would rather + bare infinitives
(kata kerja tanpa to)
would rather study now.
(Saya lebih baik belajar sekarang)
Would rather + bare infinitives + than + bare infinitives
She would rather stay home than go shopping.
(Dia lebih baik tinggal di rumah saja daripada berbelanja)
Would rather + bare infinitives + nouns + than + bare infinitives + nouns
She would rather speakJapan than speak English.
(Dia lebih suka berbicara bahasa Jepang daripada bahasa Inggris.)
Would prefer to
Would prefer + to infinitives + rather than + bare infinitives
They would prefer to sing rather than dance.
(Mereka lebih baik bernyanyi saja daripada menari)
Would prefer + to infinitives + nouns + rather than + bare infinitives + nouns
You would prefer to play ball rather than take a sleep.
(Kamu lebih baik bermain bola daripada tidur)
Like
Like + nouns / (Verb + ing) + better than + nouns / (Verb + ing)
like singing a song better than playing a guitar.
(Saya lebih suka bernyanyi daripada bermain gitar)
like coffee better thanmilk.
(Saya lebih suka kopi daripada teh)
Had better
Had better + bare infinitives
You had better study hard.
(Kamu lebih baik belajar yang giat)
Had better + not + bare infinitives (bentuk negative)
had better not tell her the truth.
(Saya lebih baik tidak mengatakan yang sebenarnya kepada dia)
It’s time
It’s time + to infinitives
It’s time to get up.
It’s time + Subject + (Bentuk Past/ lampau)
It’s time you went away.
Instead of
Instead of kita gunakan sebagai pengganti dari: to, than, better than, rather than
Instead of + Gerund/ Nouns
I prefer staying homeinstead of going out.
They would rather eat theirdinner instead of work.
I would prefer to invite herinstead of him.
She likes me instead of him.

Penggunaan Preferences
Kita sering menggunakan kata seperti: “prefer, would prefer, would rather” untuk menanyakan tentang pilihan (preferences). Contohnya:
“I prefer living with my uncle”.“Would you prefer to watch a movie or go to a church”?“Would you rather go fishing with me”?
Contoh kalimat di atas memiliki arti yang sedikit berbeda, ini merupakan alasan mengapa pelajar bahasa inggris sering mengalami kesusahan. Silahkan perhatikan perbedaan penggunaanpreferences di bawah ini:

1.    Perbedaan Pada Arti:
Kita cenderung menggunakan kata “prefer” untuk membicarakan tentang kesukaan, tidak suka, dan apa yang kita inginkan, contohnya:
“He prefers reading a magazine”.(Dia lebih suka membaca majalah)
“I prefer going to the beach than going to a swimming pool”.(Saya lebih suka pergi ke pantai daripada pergi ke kolam renang)
Sedangkan untuk penggunaan kata would prefer” dan “would rather”digunakan lebih spesifik, contohnya:
“I would prefer to see him personally.” (Saya lebih baik menemui dia secara pribadi) “I would rather go home now.” (Saya lebih baik pulang sekarang)
2.    Perbedaan Pada Bentuk Kata Kerjanya:
“I prefer living in a town”.(Diikuti gerund, menggunakan akhiran -ing”)

“I would prefer to be told the truth”.(Diikuti oleh infinitive, menggunakan “to Verb 1”)

“Would you rather stay at an apartment”?(Diikuti oleh bentuk dasar dari verb (kata kerja)/ Verb 1 tanpa “to”)
3.    Perbedaan penggunaan Preposition (Prepoisi) untuk menentukan pilihan:
Prefer dan would prefer diikuti oleh preposisi “to”, contohnya:
“I prefer living in a town to living in the village”.“I would rather being alone to being with the wrong person”.
“Would rather diikuti oleh preposisi “than”, contohnya:
“I would rather talk to him in person than call him on the phone”.  
Adjective Clause
Adjective Clause dinamakan juga RELATIVE CLAUSE yaitu Clause (anak kalimat) yang digunakan/berfungsi sebagai adjective yang menerangkan keadaan noun atau pronoun. Untuk lebih jelasnya penjelasan mengenai Adjective Clause, perhatikan penjelasan di bawah ini:
Contoh:

  • I have read the book (that) you just mentioned.
  • Main Clause: I have read the book.
  • Subordinate Clause: (that) you just mentioned.
Anak kalimat menerangkan kata benda the book, disebut dengan Adjective Clause
 

  • The lesson (that) she is learning is very difficult.
  • Main Clause: The lesson is very difficult.
  • Subordinate Clause: (that) she is learning.
Berdasarkan pada the Antecedent yang ditunjuk oleh introductory words (kata-kata pendahulunya), Adjective Clause dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Relative Pronoun

  • Kata Ganti Orang

  • Kata Penghubung yang digunakan adalah : Who, Whom, Whose, That

  • Fungsi :

  • a. Subjek:

  • - He paid the money to the man who / that had done the work

  • b. Objek Kata Kerja:

  • - He paid the man whom/that he had hired.

  • c. Objek Kata Depan:

  • - He paid the man from whom he had borrowed the money.

  • d. Kata Ganti Kepunyaan:

  • - This is the girl whose picture you saw.
  • Benda, Binatang

  • Kata Penghubung yang digunakan adalah: Which, that

  • Fungsi:

  • a. Subjek:

  • - Here is a book which/that describes animals.

  • b. Objek Kata Kerja:

  • - The chair which/that he broke is being repaired.

  • c. Objek Kata Depan:

  • - She was wearing the coat for which she had paid $2,00.
2. Relative Adverbs
  • Waktu

  • Kata Penghubung yang digunakan: when

  • - This is the year when the Olympic Games are held.
  • Tempat

  • Kata Penghubung yang digunakan: where

  • - Here is the house where I live.
  • Alasan

  • Kata Penghubung yang digunakan: when

  • - Give me one good reason why you did that.
Perbedaan antara Adjective Clause dan Noun Clause Karena adanya kesamaan dalam beberapa kata pendahulunya, maka kadang-kadang antara Noun Clause dan Adjective Clause sering membingungkan.
Ada 2 macam perbedaan yang penting antara dua jenis Clause tersebut: perhatikan contoh berikut ini:

  • Adjective Clause biasanya didahului oleh noun atau pronoun yang diterangkan.

  • Adjective Clause
  • I know the house where he lives.
(where he lives mempunyai antecedent the house, yang merupakan objek dari kata know)
Noun Clause

  • I know where he lives.
(where he lives adalah objek dari kata know)
Preposisi yang mendahului introductory word adalah milik Adjective Clause dan bukan milik Noun Clause.
Adjective Clause

  • The woman to whom he has been giving money is a poor relative of his.
(Adjective Clause dimulai dengan to yang merupakan bentuk a prepositional phrase dengan whom dalam Adjective Clause itu. Dan To dapat diletakkan di bagian belakang Adjective Clause. The woman, whom he has been giving money to, is a poor relative of his).

Noun Clause

  • He gives money to whoever needs it.
(The Noun Clause dimulai dengan whoever, seluruh Noun Clause itu adalah objek dari to, yang tidak dapat dipindah letaknya. Dan juga -ever- merupakan bentuk yang hanya bergandeng (mengikuti) dengan Noun Clause.

0 komentar:

Posting Komentar